Rabu, 29 Desember 2010

Waspada Tuberkulosa Mengintai anda

pramareola14.wordpress.com
            Hampir setiap minggu saya pergi ke rumah sakit untuk kontrol ke dokter. Selasa kemarin (28/12/10) saat di apotek, saya bertemu dengan seorang kakek yang menggendong cucunya yang berusia sekitar 4 tahun. Adik kecil sebut saja si kecil itu tubuhnya lemas dan bertampang lesu, dan tidak ceria seperti anak-anak kecil pada umumnya. Mungkin karena sakit itu jawaban paling logis menurut saya. Tapi penyakit apa yang telah menyebabkan si kecil begitu lesu dan lemas tersebut membuat saya kaget. Si kecil mengidap penyakit tuberkulosa (TBC) yang pada umumnya dialami orang dewasa.
           Penyakit TBC sebenarnya adalah infeksi yang dilakukan oleh mikro bakteri tuberkulosa. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robet Koch pada 28 Maret 1882. Bakteri ini bisa menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, tapi pada umumnya paru-paru adalah organ yang paling sering diserang. Pada kasus si kecil, bakteri ini menyerang kelenjar getah bening yang terdapat di leher si kecil. Di leher si kecil terdapat benjolan yang merupakan akibat dari infeksi bakteri tersebut.
           Setiap penderita memiliki gejala yang berbeda-beda, namun secara umum gejala TBC antara lain adalah :
·    Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
·    Penurunan nafsu makan dan berat badan.
·    Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
·    Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Sedangkan gejala khusus yang sering ditemukan adalah :
·    Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
·    Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
·    Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
·    Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Untuk memastikan pasien suspect TBC, dokter perlu melakukan beberapa tes diantaranya :
·    Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
·    Pemeriksaan fisik
·    Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
·    Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
·    Rontgen dada (thorax photo).
·    Uji tuberkulin.
           Karena penyakit ini adalah penyakit yang menular melaui dahak, maka ada baiknya keluarga pasien yang suspect TBC juga diperksa, Hal ini dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan pasien lebih awal, sehingga penyebaran penyakit ini bisa dipersempit atau dihentikan.
           
           Penyakit TBC penyebab kematian nomor tiga pada seluruh kalangan usia. Indonesia  merupakan negara ketiga yang paling banyak penderita TBC. TBC bisa disembuhkan asal rutin meminum obat dan kontrol ke dokter.  Pemerintah sudah berupaya untuk mengurangi penderita penyakit ini (melalui obat gratis dan penyuluhan melalui iklan, dll), namun hingga April 2010 angka penderita TBC masih tinggi.  Nah teman-teman deteksi TBC sejak dini. Jangan sampai terlambat, jangan sampai apa yang terjadi pada si kecil terjadi juga pada keluarga kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar